KompasReal.com, Karawang – Warga Karawang digegerkan dengan penemuan jasad bayi di pinggir jalan tepi sawah, Kampung Kalenkupu, Kecamatan Tirtamulya.
Belakangan terungkap, bayi malang itu merupakan hasil hubungan di luar nikah dari sejoli berinisial RDL dan MRB. Tragisnya, bayi tersebut tewas setelah mulutnya dilakban oleh kedua pelaku agar tangisannya tak terdengar.
Kapolres Karawang AKBP Fiki Ardiansyah menyebut, kedua pelaku berhasil diamankan kurang dari 24 jam setelah jasad bayi ditemukan.
“Hasil penyelidikan kami ungkap dua pelaku dan langsung kami amankan,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (28/10/2025).
Dari hasil penyelidikan, diketahui proses persalinan dilakukan secara mandiri di rumah pelaku perempuan, RDL.
MRB yang merupakan pasangan gelapnya ikut membantu proses kelahiran tanpa bantuan tenaga medis.
“Proses persalinan dilakukan sendiri di rumah pelaku perempuan,” jelas Fiki.
Begitu bayi lahir, sejoli itu langsung menutup mulut sang bayi dengan lakban agar tidak mengeluarkan suara tangisan. Tindakan kejam tersebut membuat sang bayi kehabisan napas dan meninggal dunia.
Untuk menghilangkan jejak, jasad bayi dibungkus kain hitam dan biru, dimasukkan ke dua lapis tas, lalu dibuang ke tepi sawah sekitar lima kilometer dari lokasi persalinan.
Menurut Kapolres, kedua pelaku mengaku panik dan malu atas kehamilan di luar nikah yang mereka rahasiakan dari keluarga.
“Dari hasil pemeriksaan awal, para pelaku panik dan malu atas lahirnya bayi tersebut,” tutur Fiki. Kini, keduanya telah diamankan di Polres Karawang untuk menjalani proses hukum.
Psikolog sosial, Dr. Rini Hartati, menilai kasus ini menjadi alarm serius tentang pentingnya pendidikan moral dan seksualitas bagi generasi muda.
“Rasa malu dan tekanan sosial kerap membuat pasangan muda bertindak nekat. Kita perlu menanamkan nilai tanggung jawab dan menyediakan ruang aman bagi mereka untuk mencari pertolongan,” ujarnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Karawang, Ustaz H. Dedi Suparman, mengecam keras tindakan tidak manusiawi tersebut.
“Anak adalah amanah Tuhan, sekecil apapun kesalahan masa lalu tidak bisa dibayar dengan menghilangkan nyawa. Ini pelajaran bagi kita semua agar jangan menutup mata terhadap persoalan sosial di sekitar,” tegasnya. (KR03)








