KompasReal.com, Jakarta – Anggota DPRD Gorontalo, Wahyudin Moridu, terancam dipecat dari partainya, PDIP, setelah video kontroversialnya viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Wahyudin mengaku akan merampok uang negara saat melakukan perjalanan dinas ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Juru Bicara PDIP, Guntur Romli, menyatakan bahwa perilaku Wahyudin telah melanggar kode etik partai dan dapat diancam dengan sanksi pemecatan.
“Sudah masuk evaluasi, termasuk pelanggaran berat, ancaman sanksi pemecatan,” kata Guntur, dikutip Jumat (19/9/2025).
Setelah video berdurasi 1 menit lima detik itu memicu kemarahan publik, Wahyudin menyampaikan permohonan maaf melalui akun media sosialnya.
“Apa pun yang saya lakukan di video itu saya akui salah dan tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik. Atas kejadian ini saya mohon maaf beribu-ribu maaf kepada seluruh rakyat Gorontalo,” ucap Wahyudin dalam video klarifikasinya.
Namun, permohonan maaf tersebut tidak serta merta meredakan situasi. Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Gorontalo telah memanggil Wahyudin untuk memberikan klarifikasi.
Ketua BK DPRD Provinsi Gorontalo, Fikram Salilama, mengungkapkan bahwa Wahyudin mengaku berada di bawah pengaruh minuman keras saat membuat video tersebut.
“Yang bersangkutan menyampaikan kalau dari tadi malam, dia minum-minuman keras sampai besok paginya, itu ke bandara masih dalam keadaan kondisi tidak sadar, artinya dalam keadaan mabuk,” kata Fikram.
Lebih lanjut, Fikram menjelaskan bahwa Wahyudin mengaku tidak sadar telah mengucapkan kata-kata tersebut dan tidak tahu bahwa dirinya sedang direkam.
“Pada intinya, yang bersangkutan menyampaikan bahwa yang disampaikan itu dalam keadaan tidak sadar dan dia tidak mengetahui kalau itu divideokan,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi sorotan tajam dan menimbulkan pertanyaan serius tentang etika serta tanggung jawab pejabat publik.
Masyarakat Gorontalo kini menunggu tindakan tegas dari PDIP dan DPRD Provinsi Gorontalo terkait skandal yang mencoreng nama baik lembaga tersebut. (KR/CNN)