Bobby Nasution Ungkap Biang Keladi Inflasi Tertinggi di Sumut: Volatile Food dan Ema

Redaksi

KompasReal, Deli Serdang – Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, mengakui bahwa provinsi yang dipimpinnya mencatat tingkat inflasi tertinggi secara nasional. Setelah meninjau rumah subsidi SMK Residence 2 di Deli Serdang pada Selasa (7/10/2025), Bobby membeberkan dua faktor utama yang memicu kenaikan angka tersebut.

​Menurutnya, penyebab utama inflasi tinggi di Sumut adalah gejolak harga pada komoditas volatile food dan tingginya sumbangan dari harga emas.

Komoditas Pangan Bergejolak dan Langkah Intervensi

​Tekanan inflasi yang paling dirasakan masyarakat berasal dari komoditas pangan yang harganya mudah bergejolak, atau volatile food.

​”Harga yang paling tinggi cabai merah (di Sumut),” ungkap Bobby. Selain cabai merah, komoditas pangan lain yang turut menyumbang inflasi tinggi adalah bawang merah, beras, dan daging ayam.

​Menyikapi masalah ini, Pemerintah Provinsi Sumut telah mengambil sejumlah langkah cepat dan terukur:

​Pasar Murah: Pemprov Sumut rutin menggelar pasar murah di 33 kabupaten dan kota untuk menekan daya beli masyarakat.

​Kerja Sama Antar-Daerah: Untuk mencukupi stok cabai dan menstabilkan harga, Pemprov bekerjasama dengan provinsi lain, bahkan membeli cabai merah dari luar daerah Sumut.

​Intervensi BUMD: Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ditugaskan khusus untuk mengelola tata niaga komoditas cabai dan bawang merah.

11 Strategi Jangka Pendek Penanganan Inflasi

​Bobby Nasution menegaskan bahwa inflasi bukan sekadar angka, melainkan cerminan tekanan yang dirasakan masyarakat di lapangan. Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan 11 langkah cepat yang akan dieksekusi dalam tiga bulan ke depan untuk menurunkan harga komoditas penyumbang inflasi tertinggi.

Strategi tersebut meliputi:

  • ​Membagikan secara gratis komoditas penyumbang inflasi.
  • ​Bundling beras SPHP harga murah dengan cabai merah.
  • ​Mempercepat program bantuan pangan.
  • ​Menggelar pasar murah.
  • ​Melakukan intervensi tata niaga dan sidak pasar.
  • ​Monitoring distribusi pangan.
  • ​Memperkuat kerja sama antar-daerah.
  • ​Mengantisipasi bahan pangan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • ​Menetapkan toko pantau inflasi.
Baca Juga :  Bapenda Sumut Luncurkan Samsat Malam, Targetkan Kenaikan PKB Rp1,7 Triliun

​Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan Pemprov Sumut dalam memastikan harga-harga, terutama bahan pangan, dapat segera stabil. (KR/gm)