Goodbye Bensin! Baterai Baru Ini Bisa Mengubah Industri Otomotif Selamanya

KompasReal.com

KompasReal.com – Kendala utama kendaraan listrik terkait jarak tempuh dan lamanya pengisian baterai tampaknya segera teratasi. Tim peneliti dari Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) bekerja sama dengan LG Energy Solution berhasil menciptakan terobosan signifikan dalam teknologi baterai.

Penemuan ini berpotensi menjadi momentum besar bagi industri otomotif global, mempercepat adopsi kendaraan listrik, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM).

Kolaborasi ini menghasilkan teknologi baterai yang mampu mengisi daya dalam waktu 12 menit dan memungkinkan kendaraan menempuh jarak hingga 800 km. Jangkauan ini jauh melampaui kemampuan baterai sebelumnya yang hanya mencapai 600 km.

Para peneliti mengembangkan teknologi elektrolit cair penghambat kohesi untuk meningkatkan kinerja baterai lithium-logam. Teknologi ini mengatasi tantangan teknis baterai lithium-logam dengan memahami struktur antarmukanya.

“Penelitian ini menjadi fondasi utama dalam mengatasi hambatan terbesar pada pengenalan baterai lithium-logam untuk mobil listrik,” ujar Profesor Teknik Kimia dan Biomolekuler KAIST, Hee Tak Kim, seperti dikutip dari laman resmi KAIST.

Baterai logam lithium menggantikan anoda grafit pada baterai ion lithium dengan logam lithium. Tantangan utama adalah munculnya dendrit, yaitu kristal lithium yang terbentuk pada permukaan anoda selama pengisian daya. Dendrit dapat menyebabkan masalah keamanan, masa pakai baterai yang pendek, dan bahkan arus pendek internal saat pengisian daya cepat.

Penyebab utama masalah ini adalah kohesi antarmuka yang tidak seragam pada permukaan logam lithium. Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti mengembangkan elektrolit cair baru yang menghambat kohesi.

Elektrolit cair ini memanfaatkan struktur anion dengan afinitas ikatan lemah pada ion lithium (Li+), sehingga meminimalkan ketidakseragaman antarmuka lithium dan menghambat pertumbuhan dendrit.

Teknologi ini tidak hanya mengatasi masalah kecepatan pengisian pada baterai lithium-logam, tetapi juga mempertahankan kepadatan energi yang tinggi. (KR/CNBC)