KompasReal.com – Jika dunia perfilman bangga memiliki Hollywood, Bollywood, dan Hong Kong yang mampu memproduksi ratusan film per tahun, maka Indonesia patut malu karena punya “industri korupsi” yang tak tertandingi.
Setiap tahun, ribuan kasus korupsi muncul bak serial tak berkesudahan, melibatkan aktor kelas pejabat hingga pengusaha.
Ironinya, genre ini bukan hiburan, melainkan tragedi yang menguras uang rakyat dan meruntuhkan kepercayaan publik terhadap hukum.
Dari skandal dana bansos hingga proyek infrastruktur bernilai triliunan, seakan negeri ini menjadi panggung megah bagi drama pengkhianatan dan keserakahan.
OTT KPK memang kerap jadi “trailer” seru yang memancing perhatian publik, tapi akhir ceritanya sering mengecewakan.
Hukuman ringan, fasilitas mewah di penjara, dan remisi bak adegan happy ending untuk sang pelaku.
Padahal, rakyat hanya menginginkan satu ending: keadilan tanpa kompromi.
Dalam situasi ini, kita seolah menunggu hadirnya sutradara yang berani membuat film aksi paling brutal untuk melawan kejahatan korupsi.
KPK diharapkan bukan sekadar cameo yang muncul sesekali, tapi pemeran utama yang mengatur plot tegas tanpa adegan suap dan politik transaksional.
Jika perlu, hukum harus dipertegas dengan efek jera yang nyata, bukan sekadar akting di ruang sidang.
Dua sosok legendaris, Mohammad Hatta dan Hoegeng Imam Santoso, seandainya masih berada di panggung kekuasaan, mungkin akan menjadi produser eksekutif film aksi pemberantasan korupsi ini.
Hatta, yang dikenal menolak segala bentuk gratifikasi dan hidup sederhana, serta Hoegeng, polisi jujur yang tidak bisa disuap, adalah contoh nyata bahwa integritas bukan sekadar dialog manis dalam naskah, melainkan aksi nyata di kehidupan.
Kini, Indonesia membutuhkan generasi baru yang mewarisi komitmen kedua tokoh itu.
Menolak segala bentuk suap, menjalankan hukum tanpa pandang bulu, dan menjadikan keadilan sebagai bintang utama dalam setiap episode pemerintahan.
Jika komitmen ini dihidupkan kembali, mungkin kita tidak lagi menjadi “Box Office Korupsi” dunia, tetapi negeri yang dipuji karena keberanian menghancurkan kejahatan sistemik yang selama ini menodai layar kehidupan bangsa.
Komitmen Mohammad Hatta dan Hoegeng Imam Santoso (Jika Masih Hidup dan Berperan Sekarang)
1. Mohammad Hatta
- Menolak segala bentuk gratifikasi dan keuntungan pribadi dari jabatan.
- Memastikan transparansi keuangan negara dengan prinsip “setiap rupiah untuk rakyat”.
- Mendorong pendidikan antikorupsi agar menjadi budaya sejak dini.
2. Hoegeng Imam Santoso
- Memimpin kepolisian dengan integritas tinggi tanpa kompromi terhadap suap.
- Mengedepankan penegakan hukum yang bersih tanpa intervensi politik.
- Menjadikan kepolisian sebagai teladan dalam pemberantasan korupsi, bukan bagian dari masalah. (KR03)