Jaga Reputasi Wartawan Sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik

Redaksi
Armansyah Nasution, SH

KompasReal.com, Padangsidimpuan – Menyikapi adanya salah seorang oknum yang mengaku wartawan diduga melakukan upaya pemerasan terhadap warga dengan modus konfirmasi untuk pemberitaan, Wakil Ketua JMSI Tabagsel, Armansyah Nasution, SH angkat bicara.

Arman yang juga pemilik salah satu media ini mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh oknum tersebut tidak hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga mencoreng nama baik profesi wartawan.

“Reputasi seorang wartawan bisa rusak karena beberapa faktor, termasuk pemberitaan yang tidak akurat, tidak berimbang, atau berpihak, serta perilaku wartawan yang melanggar kode etik jurnalistik,” jelas Arman, Selasa (19/8/2025).

Ia menambahkan, praktik jurnalisme yang buruk, seperti menerima suap atau memeras, juga dapat merusak kepercayaan publik terhadap profesi wartawan.

“Wartawan sejati itu terikat pada kode etik yang mengatur standar profesionalisme seorang jurnalis,” ungkap mantan anggota DPRD dua periode ini.

Mengaku wartawan, namun tidak memiliki pengetahuan jurnalistik, tidak paham kode etik, buta dengan UU Pers, Arman sepakat, oknum dimaksud tidak layak disebut atau menyebut diri sebagai wartawan.

Dijelaskan, mengaku wartawan untuk memeras nara sumber serta bernada ancaman, bukanlah wartawan sesungguhnya. Apalagi yang ujung-ujungnya meminta sejumlah uang.

Arman juga mengingatkan, sesama wartawan agar tidak saling menjatuhkan atau melakukan pembunuhan karakter terhadap rekan seprofesi.

Menurutnya, etika jurnalistik, yang selama ini menjadi fondasi profesi wartawan, sejatinya satu tubuh, yaitu berdiri bersama untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap media.

“Mari kita jaga reputasi jurnalistik tidak tercoreng. Saatnya kita insan pers ini kembali pada komitmen dasar, yakni menyampaikan kebenaran, menjunjung etika, dan menjaga kehormatan profesi,” ajaknya lagi.

“Karena ketika sesama wartawan saling menghancurkan, yang hancur bukan hanya individu melainkan kepercayaan masyarakat terhadap media secara keseluruhan. Kalau bukan kita-kita ini, lalu siapa lagi yang akan menjaga martabat profesi kita ini,” pungkasnya. (KR02)

Baca Juga :  Bahaya Duduk Lama di Toilet Sambil Main HP, Bisa Tingkatkan Risiko Wasir