KompasReal.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan lonjakan signifikan dalam transaksi lintas batas menggunakan mata uang lokal (LCT). Hingga Juli 2025, nilai transaksi mencapai 14,1 miliar dolar AS, melonjak 112% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Angka ini hampir menyamai total transaksi sepanjang 2024 yang sebesar 16,28 miliar dolar AS, menandakan pertumbuhan yang luar biasa!
Tidak hanya nilai transaksi, jumlah nasabah yang memanfaatkan LCT juga mengalami peningkatan, mencapai rata-rata 7.568 per bulan pada 2025, naik dari 5.020 per bulan pada 2024.
Hal ini menunjukkan semakin banyak pelaku ekonomi yang merasakan manfaat dari penggunaan mata uang lokal dalam transaksi internasional.
Dorongan dari Komitmen ASEAN
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa pertumbuhan pesat ini merupakan hasil dari komitmen kuat Indonesia dan negara-negara ASEAN untuk memperluas penggunaan LCT.
Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing dan memperkuat stabilitas ekonomi kawasan.
Menurut Denny, penggunaan LCT memiliki peran krusial dalam menekan risiko volatilitas nilai tukar, memfasilitasi perdagangan, dan memperdalam pasar keuangan regional.
Dengan demikian, integrasi keuangan dan pertumbuhan ekonomi ASEAN yang berkelanjutan dan inklusif dapat tercapai.
Perluasan Kerja Sama untuk Ketahanan Ekonomi
Inisiatif LCT telah dimulai sejak 2016 melalui nota kesepahaman dengan Malaysia dan Thailand, dan kini melibatkan enam negara mitra.
BI melihat potensi pemanfaatan LCT masih sangat besar, terutama untuk transaksi perdagangan bilateral.
Peningkatan kerja sama antarbank sentral di kawasan diharapkan dapat memperkuat ketahanan makroekonomi dan mengurangi kerentanan terhadap gejolak nilai tukar global.
BI optimis bahwa pemanfaatan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara akan terus meningkat, memberikan kontribusi positif bagi stabilitas ekonomi nasional dan regional.