KompasReal.com – Bulan ini, umat Islam telah memasuki bulan Rabiul Awal 1447 H atau dalam penanggalan Hijriah. Bulan Rabiul Awal ini amat spesial bagi umat Islam, karena merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dengan kata lain, Maulid Nabi merupakan perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Biasanya dilakukan dari awal bulan sampai tanggal 12 Rabiul Awal, yang diyakin sebagai tanggal kelahiran sang Nabi.
Selain itu, Maulid Nabi digelar sebagai bentuk penghormatan dan wujud rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tradisi keagamaan yang penuh makna dalam kehidupan umat Islam.
Momentum ini menjadi saat istimewa bagi umat Islam untuk mengenang dan meneladani sosok Nabi Muhammad SAW—seorang pemimpin, teladan akhlak, dan pembawa risalah Islam yang mulia.
Perayaan ini dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan, mulai dari pembacaan salawat, pengajian, ceramah, sedekah, hingga tradisi-tradisi budaya yang telah mengakar di berbagai daerah.
Awal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dapat ditelusuri ke masa Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-11 M.
Dinasti ini mengadakan perayaan kelahiran Nabi sebagai bagian dari kegiatan keagamaan dan budaya yang bertujuan memperkuat rasa cinta umat terhadap Rasulullah serta mempererat solidaritas umat Islam.
Seiring waktu, perayaan ini menyebar ke berbagai wilayah dunia Islam, di antaranya Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika Utara, bahkan Eropa.
Meskipun bentuk perayaannya berbeda-beda, intinya tetap sama, yaitu memperingati kelahiran Rasulullah dengan rasa syukur dan cinta.
Ulama besar seperti Imam Jalaluddin al-Suyuti menyebut bahwa memperingati Maulid Nabi termasuk perbuatan baik selama dilakukan dalam batas syariat Islam.
Dalam kitab Husnul Maqsid fi Amalil Maulid, beliau menjelaskan bahwa kegiatan seperti pembacaan Al-Qur’an, salawat, pengajian, serta kegiatan positif lainnya dapat menjadi bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.
Sementara itu, Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam karyanya Fath al-Bari menyatakan bahwa memperingati Maulid adalah salah satu cara mengungkapkan rasa cinta dan penghormatan terhadap sosok yang paling dicintai Allah, yaitu Rasulullah SAW.
Kendati tidak secara langsung diperintahkan dalam Al-Qur’an atau hadis, perayaan ini dinilai sebagai bid’ah hasanah, atau inovasi yang baik, selama isinya bersifat positif dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Amalan yang Dianjurkan dalam Peringatan Maulid Nabi
Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan menjadi momentum spiritual yang diisi dengan berbagai amalan kebaikan. Berikut beberapa amalan yang umum dan dianjurkan dilakukan saat Maulid:
1. Pembacaan Sholawat
Sholawat adalah bentuk pujian dan doa untuk Nabi Muhammad SAW. Rasulullah sendiri bersabda, “Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim). Di hari Maulid, umat Islam dianjurkan memperbanyak sholawat sebagai tanda cinta dan penghormatan kepada beliau.
2. Mendengarkan Kisah Kehidupan Nabi
Majelis-majelis Maulid biasanya diisi dengan pembacaan kisah perjalanan hidup Rasulullah SAW, mulai dari kelahiran, masa kecil, kenabian, hingga wafatnya. Dengan mengenal lebih dalam perjalanan hidup beliau, umat dapat mengambil pelajaran dan menjadikannya teladan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bersedekah dan Berbagi
Sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan di setiap waktu, apalagi dalam momen istimewa seperti Maulid Nabi. Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sangat dermawan. Oleh karena itu, memperingati Maulid dengan berbagi kepada sesama, khususnya kepada yang membutuhkan, adalah bentuk meneladani sifat beliau.
4. Meningkatkan Ibadah dan Ketakwaan
Momentum Maulid juga dimanfaatkan untuk memperdalam ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, melakukan dzikir, shalat sunnah, hingga memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Ini merupakan wujud syukur atas kelahiran Nabi yang membawa cahaya Islam.
Tujuan dan Makna Peringatan Maulid Nabi
Peringatan Maulid memiliki berbagai makna dan tujuan penting dalam kehidupan umat Islam. Berikut beberapa di antaranya:
Mengenang Kelahiran Rasulullah
Peringatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, sosok yang membawa risalah kebenaran dan menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.
Meneladani Akhlak Rasulullah
Rasulullah adalah suri teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Melalui peringatan Maulid, umat diingatkan kembali untuk menjadikan akhlak Nabi sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak.
Mempererat Ukhuwah Islamiyah
Acara Maulid sering kali diadakan secara berjamaah, baik di masjid, majelis taklim, maupun di komunitas Muslim. Ini menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat solidaritas sesama umat Islam.
Memperkuat Iman dan Takwa
Momen ini menjadi saat yang tepat untuk refleksi diri dan memperkuat kembali komitmen dalam menjalankan perintah agama, menjauhi larangan-Nya, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Mempelajari Sejarah dan Ajaran Islam
Melalui kajian, ceramah, dan pembacaan sirah Nabi, umat Islam bisa memperdalam pemahaman terhadap sejarah perjuangan Rasulullah dan inti ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan rahmat. (KR)