KompasReal.com, Madagaskar – Gelombang unjuk rasa besar kembali mengguncang Madagaskar pada Senin (29/9/2025) ketika ribuan orang turun ke jalan di berbagai kota, termasuk ibu kota Antananarivo, untuk menuntut pengunduran diri Presiden Andry Rajoelina.
Demonstrasi ini dipicu oleh krisis pemadaman listrik dan kekurangan air yang berulang di negara yang dikenal sebagai salah satu yang termiskin di dunia.
Menurut laporan AFP, aparat keamanan di Antananarivo membubarkan massa dengan gas air mata setelah kerumunan semakin membesar.
Para pengunjuk rasa, yang didominasi oleh anak muda berpakaian hitam, meneriakkan yel-yel yang menuntut pengunduran diri pemerintah.
“Pemerintah dan prefek Antananarivo harus mundur,” tegas pernyataan dari Gerakan Gen Z pada Minggu malam, yang menjadi pemicu aksi lanjutan sehari setelahnya.
Gerakan ini menggunakan simbol bendera bajak laut Jolly Roger dari serial anime Jepang, One Piece, sebagai lambang perlawanan, yang juga digunakan dalam protes serupa di Indonesia dan Nepal.
Protes ini merupakan kelanjutan dari aksi sebelumnya pada Kamis lalu, di mana bentrokan dengan polisi memicu kerusuhan dan penjarahan di ibu kota.
Gerakan Gen Z menegaskan bahwa penjarahan tersebut bukan bagian dari aksi mereka, melainkan dilakukan oleh kelompok anonim yang dibayar untuk mencoreng gerakan.
Demonstrasi juga meluas ke Antsiranana, kota pelabuhan di utara Madagaskar. Skala protes kali ini adalah yang terbesar sejak 2023, ketika demonstrasi pecah menjelang pemilihan presiden yang diboikot oleh pihak oposisi.
Krisis Politik dan Tekanan Publik Meningkat
Andry Rajoelina, yang pertama kali berkuasa melalui pemberontakan rakyat pada 2009, kembali terpilih pada 2018 dan mempertahankan jabatannya melalui pemilu kontroversial 2023.
Partisipasi pemilih saat itu kurang dari separuh dari total pemilih terdaftar.
Dalam pidato video pada Jumat malam, Rajoelina mencoba meredam kemarahan publik dengan memecat menteri energi, dengan alasan bahwa menteri tersebut tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Presiden juga mengecam aksi kekerasan yang menyertai protes sebagai “tindakan destabilisasi”.
Namun, pada kunjungan ke permukiman kelas pekerja di Antananarivo sehari kemudian, Rajoelina berjanji untuk lebih dekat dengan rakyat dan memperbaiki keadaan.
Madagaskar, meskipun kaya akan sumber daya alam, tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia.
Data Bank Dunia menunjukkan bahwa hampir 75% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan pada 2022.
Negara ini juga menghadapi masalah korupsi yang tinggi, dengan peringkat 140 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi Transparency International. (KR/CNBC)