Bahaya Paparan Mikroplastik di Air Hujan dan Dampaknya pada Kulit

Redaksi

KompasReal.com – Penelitian, khususnya oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Indonesia, telah mengonfirmasi adanya kandungan mikroplastik dalam sampel air hujan. Mikroplastik, yang merupakan fragmen plastik berukuran kurang dari 5 mm, terangkat ke atmosfer dan kembali turun bersama hujan.

​Para dokter spesialis kulit (dermatolog) dan ahli mikrobiologi klinik telah mengidentifikasi beberapa bahaya utama paparan mikroplastik ini terhadap kulit manusia, terutama saat kulit terpapar air hujan yang terkontaminasi.

​1. Memicu Peradangan Kronis dan Bertindak sebagai Alergen

​Mikroplastik, terutama yang berukuran sangat kecil (nanoplastik, di bawah 10 mikrometer), dapat bertindak sebagai alergen atau zat pemicu alergi dan iritasi pada kulit.

  • Menembus Lapisan Kulit: Partikel mikroplastik dapat menempel di permukaan kulit dan berpotensi menembus lapisan kulit yang rusak, seperti pada kulit yang kering, terluka, atau mengalami dermatitis atopik (eksim).
  • Memicu Reaksi Imun: Setelah menembus lapisan kulit, partikel ini dapat berinteraksi dengan sel imun. Proses ini memicu peradangan kronis ringan yang jika terjadi dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah kesehatan kulit yang berkelanjutan.
  • Memperparah Kondisi Kulit: Bagi individu yang sudah memiliki masalah kulit sensitif, seperti eksim atau jerawat, paparan mikroplastik dapat meng-enhance atau memperburuk proses inflamasi tersebut.

​2. Mempercepat Penuaan Dini

​Reaksi inflamasi kronis yang dipicu oleh mikroplastik pada akhirnya dapat merusak jaringan penting kulit.

  • Kerusakan Kolagen dan Elastin: Paparan berulang menyebabkan stres oksidatif pada kulit. Stres ini diketahui dapat merusak jaringan kolagen dan elastin, yang berfungsi menjaga kekenyalan kulit.
  • Tanda Penuaan: Kerusakan ini pada akhirnya dapat mempercepat munculnya keriput dini dan menyebabkan penurunan elastisitas kulit, efeknya mirip dengan penuaan akibat paparan sinar UV yang berkepanjangan.
Baca Juga :  Manfaat dan Larangan Jalan Sore: Menjaga Kesehatan dengan Bijak

​3. Gangguan pada Mikrobioma Kulit

​Mikroplastik diduga dapat mengganggu mikrobioma (populasi bakteri baik) yang secara alami berada di permukaan kulit. Keseimbangan mikrobioma kulit sangat penting untuk menjaga fungsi sawar (lapisan pelindung) kulit.

​4. Risiko pada Kulit Bermasalah dan Penyakit Kronis

​Dampak mikroplastik akan lebih parah pada kelompok rentan:

  • Penderita Diabetes: Pada pasien diabetes, kemampuan regenerasi jaringan dan fungsi sawar kulit sudah menurun. Paparan mikroplastik dapat memperparah proses inflamasi dan menghambat penyembuhan luka sehingga luka menjadi lebih lama sembuh.
  • Penderita Autoimun dan Alergi: Mikroplastik dapat memperberat flare-up (kekambuhan gejala) penyakit. Selain itu, mikroplastik dapat bertindak sebagai hapten (zat pemicu alergi) yang meningkatkan risiko timbulnya dermatitis alergi berulang.

​Cara Mencegah dan Menangkal Dampak Mikroplastik

​Untuk melindungi diri dari efek polusi dan mikroplastik, para dermatolog menyarankan beberapa langkah, terutama yang berkaitan dengan gaya hidup:

  1. Lindungi Kulit dari Luar: Sebisa mungkin, hindari paparan langsung air hujan yang terpolusi, terutama jika kulit Anda sedang kering, luka, atau sensitif.
  2. Perbanyak Antioksidan dan Anti-inflamasi: Perkuat pertahanan tubuh dari dalam dengan mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan dan bersifat anti-inflamasi, seperti sayuran berdaun hijau (bayam, seledri) dan buah-buahan.
  3. Kurangi Konsumsi Gula: Gula dapat memicu proses glikasi yang merusak sel dan memperparah peradangan di kulit, termasuk peradangan yang dipicu oleh polusi.
  4. Jaga Mikrobioma Kulit: Gunakan produk perawatan kulit yang tepat untuk menjaga keseimbangan mikrobioma kulit (lapisan pelindung kulit).
  5. Meminimalkan Penggunaan Plastik: Mengingat akar masalahnya adalah polusi plastik, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sangat penting untuk mengurangi penyebaran mikroplastik di lingkungan.

(KR/gm)