Padangsidimpuan, KompasReal. com – Suasana di Jalan Mawar, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, pagi ini, Jumat 4 Juli 2024 diwarnai dengan aktivitas tak biasa.
Rumah Direktur PT Dalihan Natolu Grup (DNG), Akhirun Piliang, menjadi sasaran penggeledahan oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sekitar pukul 09.30 WIB, tujuh hingga delapan penyidik KPK tiba di lokasi, didampingi personel Polres Padangsidimpuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Mereka terlihat memasuki rumah tersebut sambil membawa dua koper.
Kehadiran tim KPK menarik perhatian warga setempat. Meskipun tidak ada kerumunan yang menghalangi akses, sejumlah warga menyaksikan proses penggeledahan dari kejauhan lokasi rumah Akhirun Piliang.
Para penyidik KPK tampak fokus menjalankan tugasnya, sementara aparat kepolisian berjaga untuk memastikan keamanan dan kelancaran proses penggeledahan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak KPK terkait tujuan dan hasil penggeledahan. Para penyidik masih berada di dalam rumah Akhirun Piliang.
“Kami hanya bisa melihat dari sini, situasinya aman saya lihat ,” ujar Kabang seorang warga sekitar.
Ia menambahkan bahwa kabar mengenai penangkapan Kirun (sapaan Akhirun Piliang) telah beredar di lingkungan sekitar beberapa hari terakhir mulai dari kejadian penyegelan rumah di jalan teratai hingga kehadiran KPK pagi ini menambah penasaran warga mengikuti perkembangan kasus yang menimpa kontraktor besar di Padangsidimpuan ini.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sat ini tengah menyelidiki pejabat-pejabat yang sempat menerima uang sogokan dari Direktur Dalihan Natolu Grup (DNG) Kirun untuk fee proyek.
Uang Rp 2 miliar ini dibagikan Kirun kepada pejabat terkait sebagai sogokan atau uang muka agar DNG menang proyek tender di wilayah Tabagsel.
KPK berjanji akan menelusuri aliran uang karena yang tersisa di tangan Kirun tinggal Rp 231 juta lagi yang ditemukan KPK di rumahnya di Kota Padangsidimpuan.
“Uang tunai Rp 231 juta diamankan, sisa dari uang Rp2 miliar, di rumah Kirun saat dilakukan penggeledahan,” ungkap Direktur Penyelidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, saat konferensi pers di Jakarta, Sabtu (29/6).
Asep yang juga Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK ini menerangkan bahwa awal mula terbongkarnya kasus korupsi di Tabagsel ini karena adanya laporan masyarakat.
Lalu mereka melakukan penyelidikan dan menerjunkan tim ke Tabagsel.
“Awal minggu ini diperoleh info penarikan uang Rp 2 miliar dari pihak swasta di sana. Tim memantau malam Kamis, ada pertemuan Kir dan Ray dengan Top di satu tempat. Kita lakukan penangkapan,” ujarnya.