KompasReal.com – Hipertensi atau yang lebih dikenal sebagai penyakit darah tinggi adalah kondisi medis serius di mana tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi secara kronis. Kondisi ini berbahaya karena sering dijuluki “pembunuh senyap” – ia mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas, namun secara perlahan merusak pembuluh darah dan organ vital, berujung pada komplikasi kesehatan yang fatal jika dibiarkan tanpa penanganan.
🩸 Memahami Tekanan Darah
Tekanan darah adalah ukuran kekuatan darah yang mendorong dinding arteri setiap kali jantung memompa. Pengukuran tekanan darah terdiri dari dua angka, diukur dalam milimeter air raksa (mmHg):
- Sistolik (Angka Atas): Menunjukkan tekanan saat jantung berkontraksi dan memompa darah.
- Diastolik (Angka Bawah): Menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara detak.
Seseorang dianggap menderita hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darahnya secara konsisten mencapai 130/80 mmHg atau lebih tinggi.
- Tekanan Normal berada di bawah 120/80 mmHg.
- Peningkatan (Elevated) berada di kisaran 120–129 sistolik dan kurang dari 80 diastolik.
- Hipertensi Stadium 1 berada di antara 130–139 sistolik atau 80–89 diastolik.
- Hipertensi Stadium 2 adalah 140/90 mmHg atau lebih tinggi.
Penyebab dan Faktor Risiko
Sebagian besar kasus hipertensi (dikenal sebagai hipertensi primer atau esensial) tidak memiliki penyebab tunggal yang pasti. Namun, faktor-faktor berikut secara signifikan meningkatkan risiko seseorang menderita tekanan darah tinggi:
- Gaya Hidup: Konsumsi garam berlebihan, pola makan tinggi lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
- Usia dan Riwayat Keluarga: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, dan riwayat hipertensi dalam keluarga juga menjadi faktor pemicu.
- Kondisi Medis Lain: Hipertensi juga dapat menjadi sekunder atau disebabkan oleh kondisi lain seperti penyakit ginjal, diabetes, atau masalah tiroid.
- Stres: Stres yang berkepanjangan dapat turut berkontribusi meningkatkan tekanan darah.
🚨 Komplikasi Berbahaya
Tekanan darah yang tinggi secara kronis merusak lapisan dalam pembuluh darah, menjadikannya kaku dan sempit. Kerusakan ini dapat memicu berbagai penyakit serius, di antaranya:
- Penyakit Jantung: Termasuk serangan jantung dan gagal jantung, karena jantung harus bekerja lebih keras melawan tekanan tinggi.
- Stroke: Pembuluh darah di otak dapat pecah (stroke hemoragik) atau tersumbat (stroke iskemik) akibat tekanan yang konstan.
- Kerusakan Ginjal: Hipertensi adalah penyebab utama gagal ginjal kronis.
- Aneurisma: Pembengkakan pembuluh darah yang berisiko pecah dan mengancam nyawa.
💊 Pencegahan dan Pengelolaan
Mengelola hipertensi adalah upaya seumur hidup yang melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan, bila perlu, pengobatan.
1. Perubahan Gaya Hidup (Fondasi Pengobatan):
- Batasi Garam (Natrium): Mengurangi asupan garam harian sangat penting untuk menurunkan tekanan darah.
- Terapkan Pola Makan Sehat: Mengonsumsi banyak buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan makanan rendah lemak, seperti yang dianjurkan dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension).
- Aktif Bergerak: Lakukan aktivitas fisik moderat, seperti jalan cepat, minimal 150 menit per minggu.
- Jaga Berat Badan: Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat dapat memberikan dampak signifikan.
- Hindari Rokok dan Batasi Alkohol: Merokok sangat memperburuk kerusakan pembuluh darah.
2. Pengobatan Medis:
Dokter mungkin meresepkan obat antihipertensi untuk membantu mencapai tekanan darah target. Beberapa jenis obat yang umum diresepkan meliputi Diuretik, Penghambat ACE, Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARBs), Penghambat Saluran Kalsium, dan Beta-blocker.
Pesan Kunci:
Penderita hipertensi harus mematuhi jadwal pengobatan yang diresepkan dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur. Ingat, karena hipertensi sering tidak bergejala, kepatuhan terhadap pengobatan sangat penting untuk melindungi jantung, otak, dan ginjal dari kerusakan jangka panjang. (KR/gm)