kompasreal

Pimpin Tapsel Di Tengah Dinamika Keuangan, Gus Irawan: Mohon Bantu Kami

KompasReal.com, Tapanuli Selatan – Pemkab Tapanuli Selatan menggelar pisah sambut Bupati dan Wakil Bupati periode 2021-2025, Dolly Putra Parlindungan Pasaribu dan Rasyid Assaf Dongoran, ke Bupati dan Wakil Bupati 2025-2030, Gus Irawan Pasaribu dan Jafar Syahbuddin Ritonga.

Acara yang digelar Senin (3/3/2025) di gedung Serba Guna komplek perkantoran Pemkab Tapsel di Sipirok itu, turut dihadiri Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021, Syahrul M. Pasaribu, serta Wakil Bupati periode 2005-2010 dan 2010-2015, Aldinz Rapolo Siregar.

Dihadiri ratusan perwakilan elemen masyarakat, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Forkopimda serta anggota DPRD, acara yang dirangkai buka puasa bersama itu berlangsung lancar dan khidmat.

Namun ada sesuatu yang membuat heboh dan terkenang bagi undangan. Yakni saat Bupati Tapsel lama Dolly Pasaribu menutup sambutan dengan pantun yang viral saat ini, “ubur-ubur, ikan lele” dan disambung para undangan dengan “kehema au le (pergilah aku)”.

“Ubur-ubur, ikan lele. Kehema au le” dimaknai sebagai suatu ungkapan kesal dari seseorang yang mengucapkannya. Para undangan seperti mengkonotasikan Dolly Pasaribu belum ikhlas menerima fakta bahwa estafet Bupati Tapsel harus diserahkannya ke Gus Irawan.

Pantun tersebut menjadi terkenang dan berulang kali diucapkan para undangan meskipun acara pisah sambut telah usai. “Setidaknya pantun inilah yang bisa kita kenang dari pak Bupati Dolly di akhir masa tugasnya,” kata Syamsul Rambe dan Asrul Manan Pulungan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sofyan Adil mengucapkan selamat bertugas kepada Bupati dan Wakil Bupati Tapsel baru, Gus Irawan dan Jafar Syahbuddin. Kemudian berterimakasih atas dedikasi dan pengabdian Dolly Pasaribu dan Rasyid Dongoran.

“Kami segenap pegawai, senantiasa siap mendedikasikan diri bersama pak Bupati dan Wakil Bupati membagusi Tapsel. Semoga apa yang dicita-citakan untuk kemajuan Tapsel ke depan bisa terwujud dengan baik, lancar dan sesegera mungkin,” ujarnya.

Baca Juga :  Paslon BAGUSI Tapsel Kembali Bangkit Silaturahmi Bersama Ulama

Senada disampaikan Dandim 0212/TS Letkol Arm. Delli Yudha Adi Nurcahyo mewakili Forkopimda. Katanya, mengabdikan diri memimpin dan membangun suatu daerah adalah ladang pahala. Ia berharap pahala ini terhimpun dan tercurah kepada Bupati dan Wakil Bupati lama maupun yang baru.

Sedangkan Syahrul M. Pasaribu mewakili tokoh masyarakat mengungkapkan, tidak mudah menjadi kepala daerah dan apalagi Bupati di wilayah yang luas serta memiliki topografi yang kompleks seperti Tapsel.

Berdasarkan pengalaman sebagai Bupati Tapsel dua periode, 2010-2015 dan 2016-2021, Syahrul menyebut harus pintar, cerdas dan pandai-pandai melakukan pendekatan ke pemerintah atasan dan kepada rakyat. Harus mampu mensinergikan segala potensi yang ada untuk melayani rakyat dan membangun daerah.

Secara singkat, ia juga menjelaskan bagaimana di awal memimpin Tapsel pada tahun 2010 dengan APBD hanya Rp517 miliar dan itupun dalam kondisi defisit puluhan miliar, bersama Aldinz Rapolo Wakil Bupati.

Mereka harus berpikir dan berjuang keras memindahkan ibukota dan pusat pemerintahan dari Sidimpuan ke Sipirok serta merencanakan pembangunan gedung perkantoran Pemkab Tapsel di Sipirok.

Dengan tertatih-tatih di kondisi keuangan Tapsel tahun 2012 yang APBD sebesar Rp728 miliar, dimulailah pembangunan kantor Bupati dan tahun 2014 secara berangsur dan untuk pertama kalinya sebagian gedung perkantoran yang sudah selesai dibangun mulai difungsikan. Disamping membangun perkantoran Bupati, disaat yang bersamaan melakukan pembangunan infrastruktur di seluruh Kecamatan sesuai kemampuan daerah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *