KompasReal.com, Tapanuli Tengah – Kasus persalinan tragis di Puskesmas Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, viral di media sosial setelah seorang bayi meninggal dengan kondisi mengenaskan.
Dalam proses persalinan, kepala bayi terputus sementara badan masih berada di dalam rahim sang ibu.
Kejadian ini sontak menuai kecaman dan menimbulkan dugaan malpraktik terhadap tenaga medis yang menangani.
Peristiwa tersebut dialami pasien bernama FJN (38), yang masuk ke Puskesmas Pinangsori pada 18 Agustus 2025.
Sang ibu datang dengan tekanan darah tinggi dan sudah dalam kondisi pembukaan. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung janin sudah tidak terdengar.
Meski bidan menyarankan agar segera dirujuk ke rumah sakit, pihak keluarga menolak dengan alasan tertentu. Akhirnya, persalinan diputuskan tetap dilakukan di Puskesmas.
Dalam proses persalinan, komplikasi serius terjadi. Bahu bayi tersangkut di jalan lahir (distosia bahu) sehingga membuat proses kelahiran terhambat.
Bidan yang bertugas melakukan manuver penarikan hingga tiga kali, namun nahas kepala bayi terputus.
Kondisi ini membuat keluarga syok dan langsung melaporkan kasus tersebut ke Polres Tapanuli Tengah dengan nomor laporan STPL/B/421/VIII/2025/SPKT/RES TAPTENG/POLDASU.
Menanggapi tudingan malpraktik, Dinas Kesehatan Tapteng menegaskan bahwa tenaga medis sudah bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Kepala Dinas Kesehatan Tapteng, dr. Nursyam, menjelaskan bahwa keselamatan ibu menjadi prioritas.
Ia juga menegaskan ada informed consent yang ditandatangani keluarga terkait proses persalinan darurat.
“Kondisi janin sudah tidak hidup ketika pasien masuk, dan tindakan bidan dilakukan demi menyelamatkan nyawa ibu,” tegasnya.
Meski demikian, publik menilai peristiwa ini mencerminkan masih lemahnya kualitas pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas.
Kasus ini pun menyulut perdebatan di masyarakat, khususnya terkait kesiapan fasilitas kesehatan primer dalam menangani komplikasi persalinan darurat.
Tak sedikit warganet menuntut evaluasi dan peningkatan kapasitas tenaga medis agar tragedi serupa tidak terulang.
Saat ini, kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Pihak Dinas Kesehatan Sumut menyatakan menunggu hasil keputusan dari Majelis Disiplin Profesi serta Majelis Kehormatan Etik Kedokteran untuk memastikan apakah ada unsur kelalaian medis.
Sementara itu, ibu korban kini masih dalam perawatan dan mendapat pendampingan psikologis dari pihak pemerintah daerah. (KR03)