“Sudahlah Ompung (baca-Baharuddin). Semua tahu siapa Ompung. Beraktifitas dengan tenang dan damailah di Jakarta sana, tak perlu campuri politik Pilkada di Tapsel ini. Pulanglah,” saran Ali.
Senada disampaikan kader Golkar lainnya, Hakim Daulay. Dia harap DPD Partai Golkar Tapsel mencatat ini dan melaporkannya ke DPD Golkar Sumut dan DPP Golkar di Jakarta.
Perbuatan politisi tua seperti Baharuddin Aritonang ini sangat disesalkan, karena menciderai nama besar Partai Golkar. Juga sangat merendahkan para petinggi-petinggi Golkar di Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
“Ingat, Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang menandatangani rekomendasi mengusung Gus Irawan dan Jafar Syahbuddin di Pilkada Tapsel. Mana mungkin Akbar Tandjung menyepelekan itu dan memerintahkan Baharuddin membantu Paslon lain,” ujarnya.
Sedangkan Muhammad Safiq mengaku curiga dengan Baharuddin Aritonang, yang karena sudah tua menjadi lupa cara membedakan kepentingan partai dengan kepentingan sesama alumnus sebuah organisasi.
“Ini Pilkada, tentu kepentingan partai lebih besar dan harus dikedepankan. Bedakan dong, dengan kepentingan antar sesama alumni HMI atau KAHMI. Ingat, yang namanya bicara Pilkada, embel-embel partai itu tak pernah lekang dari Ompung Baharuddin,” tutupnya.