kompasreal
Opini  

Bertorekat: Sebuah Refleksi tentang Kesederhanaan dan Manfaat

Teks Fhoto : Ilustrasi menggambarkan seorang pria duduk bertorekat dengan tenang, merenung dalam perjalanan spiritualnya, menemukan kedamaian dan makna dalam kesederhanaan.

Oleh: A.Mubin.Lbs

Anak Suluk Asuhan Buya M. Rasyidsyah Fandi Amirul Aulia Mursydinal Balai Butari Angkatan 2023.

ILAHI ANTA MAQSUDHI WA RIDHO KAMATLUBI

Bismillahirrahmanirrahim.

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan kompleks, kita seringkali lupa akan kesederhanaan. Aktivitas-aktivitas sederhana yang dulu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, kini terlupakan dan dianggap sepele. Salah satunya adalah bertorekat.

Bertorekat, dalam konteks tradisi dan budaya kita, merujuk pada posisi duduk dengan kaki terangkat atau bersandar dengan santai. Aktivitas torekat sering dilakukan sebagai cara untuk merilekskan tubuh dan pikiran, serta sebagai momen untuk menyatukan jiwa dan raga. Posisi torekat juga diyakini memiliki manfaat kesehatan, baik fisik maupun mental, yang membuatnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Namun, “torekat” juga memiliki makna yang lebih dalam, khususnya dalam konteks spiritual. Dalam tradisi sufi, “torekat” merujuk pada jalan spiritual atau jalan menuju pencerahan. Ini adalah salah satu dari tiga jalan utama dalam Islam untuk mencapai Tuhan (Allah), yang menekankan praktik spiritual, seperti zikir, dzikir, meditasi, dan latihan batin lainnya, untuk membersihkan hati dan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah.

Bagi saya, bertorekat adalah sebuah refleksi tentang kesederhanaan. Di tengah rutinitas yang padat dan tuntutan yang tinggi, bertorekat mengingatkan kita untuk sejenak melupakan beban dan menikmati momen ketenangan. Ini juga merupakan pengingat tentang perjalanan spiritual yang membutuhkan tekad, usaha, dan bimbingan seorang mursyid (guru spiritual).

Selain itu, bertorekat juga memiliki manfaat yang nyata bagi kesehatan fisik dan mental. Posisi bertorekat membantu meregangkan otot-otot yang tegang, meningkatkan sirkulasi darah, dan meringankan tekanan pada tulang belakang. Hal ini dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan bahkan merangsang kreativitas.

Baca Juga :  Wajib Asuransi Kendaraan di Indonesia: Sebuah Langkah Menuju Keselamatan dan Keadilan

Bertorekat juga dapat menjadi momen untuk membangun ikatan sosial. Saat kita bertorekat bersama orang lain, kita menciptakan ruang untuk berbagi cerita, bercanda, dan saling mendukung. Hal ini dapat mempererat hubungan dan membangun rasa kebersamaan.

Di era digital yang serba cepat ini, kita seringkali terjebak dalam arus informasi dan tuntutan untuk selalu terhubung. Bertorekat mengingatkan kita untuk sejenak melepaskan diri dari hiruk pikuk dunia maya dan menikmati kesederhanaan dalam kehidupan nyata. Ini juga merupakan pengingat untuk kembali kepada diri sendiri, merenung, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Oleh karena itu, jangan sepelekan bertorekat. Luangkan waktu untuk menikmati momen sederhana ini, rasakan manfaatnya, dan temukan makna di balik kesederhanaannya. Bertorekat, sebuah refleksi tentang kesederhanaan dan manfaat yang tak ternilai, sekaligus sebuah pengingat tentang perjalanan spiritual yang penuh makna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *