Padangsidimpuan, KompasReal.com – Semangat kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 bergema di Desa Batang Bahal, Kecamatan Kota Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, Sabtu 17 Agustus 2024 . Warga desa merayakan hari bersejarah ini dengan serangkaian kegiatan yang unik dan penuh makna, menampilkan perpaduan antara tradisi lokal, hiburan, dan pesan sosial.
Perayaan diawali dengan karnaval meriah yang diikuti sekitar 30 orang, berarak sepanjang 500 meter menuju lapangan Parbalan Desa Batang Bahal. Peserta karnaval menampilkan beragam profesi, dari petani, tentara, ibu-ibu PKK, hingga anak-anak sekolah, menunjukkan keberagaman dan persatuan di Desa Batang Bahal. Seorang mayoret dengan gerakan-gerakan anggunnya memimpin barisan, menambah semarak karnaval.
“Merdeka! Merdeka! Merdeka!” teriakan lantang warga dan peserta karnaval menggema, menunjukkan semangat nasionalisme yang menggelora. Tawa dan riuh menyertai langkah mereka, menciptakan suasana penuh keceriaan.
Setibanya di lapangan, para peserta disambut hangat oleh Kepala Desa Abdullah Hasibuan beserta istri dan perangkat desa lainnya. Senyum ramah dan sambutan hangat dari mereka semakin menambah semangat para peserta karnaval.
Puncak acara adalah pementasan drama legenda Si Sampuraga, sebuah kisah rakyat Mandailing yang sarat dengan pesan moral tentang pentingnya menghormati orang tua dan menghargai kasih sayang. Para pemain perempuan, yang telah berlatih selama beberapa hari, berhasil menghidupkan karakter-karakter dalam legenda dengan akting yang memukau.
“Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan juga bisa memainkan peran penting dalam menjaga nilai-nilai luhur dalam budaya kita,” ujar Salmaida Harahap (48), yang memerankan tokoh ibu Si Sampuraga.
Selain pementasan legenda Si Sampuraga, perayaan HUT RI di Desa Batang Bahal juga dimeriahkan oleh beberapa parodi yang menyentuh isu-isu sosial dan pembangunan di desa. Parodi ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan pesan dan aspirasi masyarakat kepada pemerintah desa.
Salah satu parodi yang menarik perhatian adalah parodi tentang seorang ibu hamil yang berobat ke puskesmas namun tidak memiliki BPJS. Parodi ini menyoroti pentingnya akses kesehatan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat, terutama ibu hamil dan anak-anak.
Parodi lainnya adalah parodi tentang petani yang mengeluhkan mahalnya pupuk dan kesulitan mendapatkan pupuk berkualitas. Parodi ini menyoroti pentingnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan petani dan ketersediaan pupuk yang terjangkau.
Terakhir, ada parodi tentang penanganan stunting dan pencegahan anak kurang gizi. Parodi ini menampilkan dialog antara kepala desa dengan warga tentang pentingnya upaya pencegahan stunting dan meningkatkan gizi anak.
Sepanjang perayaan, Kepala Desa Abdullah Hasibuan tampak berbaur akrab dengan warga. Ia dengan ramah menyapa dan berbincang dengan para peserta karnaval, menyaksikan pementasan drama legenda Si Sampuraga, dan ikut bercanda dalam parodi. Kedekatannya dengan warga menunjukkan komitmennya untuk membangun Desa Batang Bahal menjadi desa yang sejahtera dan berkeadilan.
“Mudah-mudahan seterusnya kita melihat rukunnya kita pada hari ini, beginilah harapannya untuk seterusnya,” ujar Abdullah Hasibuan dalam sambutannya. “Batang Bahal maju… Batang Bahal sukses!” serunya penuh semangat.
Suksesnya perayaan HUT RI di Desa Batang Bahal tak lepas dari peran Sangap sebagai ketua panitia. “Perayaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap budaya lokal dan upaya untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam legenda Si Sampuraga,” ujar Sangap.
Pihak pantia berharap melalui perayaan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih menghargai budaya dan tradisi lokal, serta menjadikan kisah-kisah luhur sebagai bagian dari identitas dan kearifan lokal.