kompasreal

Rekaman Suara Diduga Plt Bupati Tapsel Mengarahkan, Pihaknya Bantah dan Sebut Obrolan Santai

Keterangan Foto: Kantor Bupati Tapanuli Selatan.

Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, KompasReal.com – Rekaman suara yang diduga berisi arahan dari Plt Bupati Tapanuli Selatan, Rasyid Assaf Dongoran, menyita perhatian publik. Rekaman yang beredar di media sosial tersebut mendapatkan tanggapan langsung dari Plt Bupati Tapsel. Ia membantah keras tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa rekaman tersebut merupakan potongan obrolan santai bersama teman-temannya.

Dalam rekaman yang beredar, suara yang diduga milik Plt Bupati Tapsel terdengar memberikan arahan yang terkesan mengarahkan. Dikutip dari media Kabarreskrim.net, Rasyid Assaf Dongoran menjelaskan bahwa rekaman tersebut diambil pada hari Minggu, 10 November 2024, di kolam rumahnya, saat ia sedang berbincang santai bersama teman-temannya, yaitu B. Siregar, P. Siregar, Ustadz Dr. Z Hsb, dan Ustadz T. Harahap.

“Obrolan kami hanya sebatas bincang-bincang canda dan santai. Rekaman suara saya yang tersebar dalam rekaman itu tidak utuh,” jelas Plt Bupati Tapsel melalui pesan WhatsApp kepada Kabarreskrim.net, Kamis (14/11).

Ia menambahkan bahwa rekaman tersebut merupakan potongan-potongan dari percakapan yang lebih panjang.

“Banyak kalimat yang hilang, Karena sblm (sebelum) narasi itu ada kalimat, ‘kalaulah seandainya saya mau pro ke 01 atau pun 02, saya akan melakukan… bla…bla…bla.”, ucapnya.

Plt Bupati Tapsel menegaskan bahwa isi rekaman yang viral merupakan perumpamaan dan tidak dimaksudkan untuk mengarahkan siapa pun. Ia juga menyatakan bahwa rekaman tersebut bukan diambil saat rapat dengan para pejabat ASN.

“Kesimpulan, Suara Rekaman yang tersebar itu, Bukan Rekaman Suara Pada saat saya rapat dengan Para Pejabat ASN seperti di tuduhkan. Akan tetapi, rekaman suara saya itu dalam suasana bincang santai sore ngopi yang rutin saya lakukan di hari libur,” tegasnya.

Plt Bupati Tapsel menduga bahwa rekaman tersebut direkam dan disebarkan oleh pihak tertentu dengan tujuan untuk mendistorsi percakapan dan menciptakan narasi negatif. Ia meminta agar masyarakat tidak terpengaruh oleh narasi yang menyesatkan.

Baca Juga :  Sahuti Keluhan Masyarakat Batangtoru, BAGUSI Siapkan Solusi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *