KompasReal.com, Mandailing Natal – Tokoh nasional asal Mandailing Natal (Madina), Todung Mulya Lubis sangat menyayangkan kondisi lingkungan yang hancur khususnya ekosistem air sungai Batang Natal, sehingga masyarakat hilir sungai di Natal menjadi korban.
Dalam postingan media sosial (Medsos) Facebook miliknya. Pengacara kondang itu memposting sebuah foto tentang keruhnya air Sungai Batang Natal.
Menurut Todung dalam postingan, dulu sungai ini sangat jernih, karena ulah tangan-tangan nakal yang berusaha merusak lingkungan, kini sungai Batang Natal yang menjadi kebanggaan masyarakat Madina tak lagi bisa digunakan sebagai sumber pencaharian maupun Mandi, Cuci, Kakus (MCK).
Diketahui, cuitan ini diposting oleh Todung Mulya Lubis sekitar 21 jam yang lalu. Dalam postingan itu, tokoh Madina ini pun meminta secara langsung Kapolda dan Kapolri untuk turun langsung melakukan penertiban.
Hal ini dikarenakan, Todung menganggap Pemerintah Daerah dan Aparat Penegak Hukum (APH) di daerah diduga melakukan pembiaran terhadap kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
Diduga Ada Residivis Kasus PETI Bermain
Tim pun berusaha menelusuri benar atau tidaknya ada para pelaku tambang ilegal di hulu sungai Batang Natal. Berdasarkan penelusuran ini, ternyata salah satu pemain di sekitaran hulu Sungai Batang Natal adalah residivis kasus penambangan emas tanpa izin (PETI).
Saat tim melakukan penelusuran, salah satu warga Kecamatan Batang Natal yang tak ingin identitasnya diungkap mengatakan AAN residivis kasus PETI yang pernah diamankan Polda Sumut ini kembali main di Ujung Kampung Sipogu.