GUS IRAWAN
Menanggapi aspirasi ribuan masyarakat, Gus Irawan Pasaribu menampung dan mencatat semuanya. Aspirasi tersebut akan disampaikan dan diperjuangkan perealisasiannya di tingkat DPRD Tapsel, DPRD Sumut, dan DPR RI.
“Aspirasi Bapak, Ibu, dan Adik-adik pemuda ini, ada yang kewenangan penyelesaiannya di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat. Kita tampung dan pilah-pilah untuk diteruskan ke tingkatan masing-masing,” sebut Gus Irawan.
Sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Utara dan anggota DPR RI, Gus Irawan selalu memperjuangkan aspirasi konstituen. Hal yang bersifat kewenangan pemerintah pusat, diperjuangkannya di tingkat pusat.
Terkait kerusakan Jalan Provinsi di Marancar, disampaikan ke Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumut agar diperjuangkan pembangunannya dan dikawal perealisasiannya. Masalah jalan usaha tani dan dek atau bronjong irigasi, disampaikan ke Fraksi Partai Gerindra DPRD Tapsel.
Di berbagai kesempatan, banyak yang bertanya, selama 10 tahun menjadi anggota DPR RI, apa saja yang telah diperbuat Gus Irawan untuk Tapsel. Gus Irawan menjawab bahwa ia telah banyak berbuat, seperti turut memperjuangkan pembangunan Jalan Nasional dengan bersinergi dengan Bupati sebelumnya, memperjuangkan pembangunan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro) dan PLTS Terpusat beberapa unit seperti PLTMH Silangkitang Tambiski, termasuk pengadaan LPJU solar cell seribuan unit.
Untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan perekonomian rakyat, juga telah dilakukan pelatihan keterampilan dan bantuan pinjaman modal yang difasilitasi melalui bank daerah (Bank Sumut). Namun, sebagian program tersebut didaratkan melalui pemerintah provinsi.
“Mohon maaf ya. Telah banyak program yang kebijakannya kita perjuangkan, namun realisasinya melalui program pihak lain. Terkadang ada yang menyebut nama saya, tetapi lebih banyak yang diam seolah mereka yang memperjuangkannya. Itu hal yang biasa saya alami,” jelasnya.
Gus Irawan merasa paling menyesalkan ketika daerah telah dibantu untuk mendapatkan program pembangunan dari pemerintah atasan, namun tidak ditindaklanjuti oleh pimpinan daerah. Bahkan, ada juga program yang telah ditampung dalam APBD, namun sama sekali tidak dilaksanakan.
“Seperti itulah yang terjadi di Tapsel. Ada lagi yang memprihatinkan kita semua yaitu serapan anggaran yang tidak maksimal, sehingga mengakibatkan SiLPA yang besar seperti tahun 2022 kemarin ada anggaran mencapai Rp350 miliar yang tidak dipergunakan. Tahun 2023 sekitar Rp125 miliar anggaran yang dibiarkan tidur di bank. Kan, sayang itu anggaran, kenapa tak dipakai untuk pembangunan,” ujarnya.
Gus Irawan, yang telah ditetapkan KPU sebagai Caleg terpilih DPR RI periode 2024-2029, berjanji memberikan yang terbaik untuk Tapsel, sehingga ketertinggalan yang terjadi selama dua sampai tiga tahun terakhir ini bisa terbenahi. Cita-citanya adalah Tapsel kembali bangkit.
SYAHRUL PASARIBU
Senada dengan Gus Irawan, Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021, H. Syahrul M. Pasaribu, juga menyampaikan keprihatinannya. Menjelang akhir masa jabatannya, ia telah merancang dan memperjuangkan pembangunan ruas Jalan Provinsi dari Sipenggeng-Marancar-Sipirok dan telah ditampung Rp17 M. Namun, hingga saat ini belum terealisasi karena kurangnya komunikasi yang baik dengan pemerintah atasan. Padahal, jalan tersebut merupakan jalur strategis yang menghubungkan tiga kecamatan dan di sana, tepatnya di Tanjung Dolok simpang menuju Siranap, telah dibangun Tugu Kalpataru “HATABOSI” yang merupakan Anugerah Kalpataru yang diperoleh dari pemerintah pusat, Kementerian LHK, pada tahun 2020. Perjuangan untuk mendapatkan Anugerah Kalpataru ini dimulai sejak tahun 2018.
Syahrul juga menyoroti Kecamatan Marancar yang merupakan Kecamatan terbaik tingkat Sumatera Utara pada tahun 2017, dengan hadiah 94 unit sepeda motor dan ratusan pakaian lapangan (baju dinas PKK). Penilaian Marancar sebagai kecamatan terbaik, antara lain karena tingginya partisipasi masyarakat dalam setiap pembangunan. Namun, saat ini partisipasi masyarakat menjadi melemah karena kurangnya perhatian pemerintah, terutama dalam pembangunan infrastruktur jalan.
Jalan Provinsi ruas Sipirok-Arse, Saipar Dolok Hole-Aek Bilah sampai batas Kabupaten Padang Lawas Utara, telah dianggarkan Rp109 M. Sehingga, jumlah keseluruhan sebesar Rp126 M rupiah yang telah ditampung Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membangun dua ruas jalan ini.
Namun, pembangunannya tidak kunjung terealisasi karena tidak ada komunikasi yang baik dari Pemkab Tapsel ke Pemprov Sumut. Sementara kabupaten/kota lainnya bisa memperoleh pembangunan karena mereka mengawal dan berkomunikasi dengan baik.
Jalan Nasional Batu Jomba juga hingga saat ini tetap menjadi masalah dan citra buruk bagi Tapsel. Masalah ini bukan hanya di tingkat provinsi, tetapi sudah sampai tingkat nasional dan bahkan internasional. Siaran televisi negara-negara luar sudah banyak yang memberitakannya.
“Di era kita bersama membangun Tapsel, Jalan Nasional Aek Latong bisa dipindahkan jalurnya. Ruas jalan Batu Jomba juga dirintis perbaikan dan pemindahan jalurnya sedikit ke atas. Terus terang, ini hanya persoalan kemampuan komunikasi pemimpin daerah saja ke pusat,” katanya.
Di berbagai kesempatan tersebut, Syahrul juga menceritakan bagaimana bidang sosial kemasyarakatan Tapsel pernah mencapai masa kejayaan. Hal ini melahirkan organisasi yang menyatukan banyak kelompok, seperti didirikannya Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) pada tahun 2011.
Ia juga menginisiasi berdirinya Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat (Forkala) yang manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat Tapsel. Adat budaya warisan leluhur dilestarikan, sehingga mampu membentengi masyarakat dari pengaruh buruk perkembangan zaman.
Demikian juga, ia mendorong berdirinya Naposo Nauli Bulung (NNB), wadah berhimpun pemuda-pemudi di desa atau pagar ni huta yang berlandaskan kearifan lokal, bergerak dengan berbagai program di tengah masyarakat. Pemerintah memberdayakan FORKALA dan NNB, sehingga tidak mati suri seperti saat ini.
Terakhir, Syahrul Pasaribu mengajak seluruh masyarakat Tapsel merajut dan menjaga kekompakan sebagaimana pernah tercipta di 10 tahun kemimpinannya. Jika kekompakan terjaga, arah kepemimpinan dan kebijakan pembangunan Tapsel ke depannya bisa kembali membaik.